Pulau R(h)un adalah salah satu pulau terkecil di Kepulauan Banda, Indonesia. Pulau ini memiliki panjang 3 km dan lebar kurang dari 1 km. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kec. Banda, Kab. Maluku Tengah.
Pada masa-masa awal, Rhun dianggap memiliki kepentingan ekonomi besar karena nilai rempah pala yang diperoleh dari pohon pala (Myristica fragans) dan hanya ditemukan di Kepulauan Banda. Sepajang sejarah perdagangan rempah, pelayar ekspedisi kedua Perusahaan Hindia Timur Britania yaitu James Lancaster, John Davis dan John Middleton yang menetap di Banten, Jawa pertama mencapai pulau ini pada 1603 dan membangun hubungan baik dengan penduduk setempat.
Pada 25 Desember 1616, Kapten Nathaniel Courthope mencapai Run untuk mempertahankannya dari klaim VOC. Kontrak dengan penduduk setempat ditandatangani yang menerima Raja Inggris sebagai pemimpin berdaulat pulau ini. Setelah empat tahun pengepungan oleh Belanda dan pembunuhan Nathaniel Courthope dalam penyergapan tahun 1620, Inggris dan sekutu setempat meninggalkan pulau tanpa perlawanan.
Menurut Perjanjian Westminster yang mengakhiri Perang Inggris-Belanda Pertama tahun 1652-1654, Run harus dikembalikan ke Inggris. Usaha pertama tahun 1660 gagal karena ketegangan dengan Belanda; setelah usaha kedua tahun 1665, para pedagang Inggris diusir pada tahun yang sama dan Belanda menghancurkan pohon-pohon pala.
Setelah Perang Inggris-Belanda Kedua tahun 1665-1667, Inggris dan Provinsi Bersatu Belanda membuat ketetapan dalam Perjanjian Breda: Inggris menduduki Pulau Manhattan yang ditempati secara tidak sah oleh Adipati York (kemudian menjadi James II, saudara dari Charles II) tahun 1664 dan mengganti namanya dari Amsterdam Baru menjadi New York City dan Rhun diserahkan kepada Belanda. Monopoli Belanda terhadap pala runtuh setelah pemindahan pohon pala ke Ceylon (kini Sri Lanka), Grenada, Singapura dan koloni Britania lainnya tahun 1817 setelah pendudukan pulau utamanya, Banda Besar, tahun 1810 oleh Kapten Cole yang mendorong keruntuhan supremasi Belanda dalam perdagangan rempah. Sampai sekarang masih ada pohon pala yang tumbuh di Pulau Run
Pulau Run Dulu dan Kini. Pulau Run (Rhun) merupakan pulau kecil di Kepulauan Banda, Indonesia. Pulau ini memiliki panjang 3 km dan lebar kurang dari 1 km. Secara astronomi terdapat pada 4°33′25.87″ LS dan 129°41′01.63″ BT sedang secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kec. Banda, Kab. Maluku Tengah.
Sejak dahulu, Pulau Run menjadi rebutan
Belanda, Inggris, bahkan Portugis lantaran sebagai satu-satunya pulau
yang ditumbuhi pohon pala yang menghasilkan rempah pala. Inggris pun
kemudian membawa bibit pala ke beberapa daerah jajahannya seperti
Grenada, Malaysia, Sri Lanka, dan Singapura.
Selain pala, pulau Run pun memiliki keindahan alam, terutama perairan dan bawah laut (taman laut),
yang sangat menawan. Perairan sekitar pulau kecil ini setidaknya
memiliki 3 titik penyelaman yaitu Tanjung Lokon, Tanjung Nailaka,
Tanjung Noret dengan pesona terumbu karang dan biota laut lainnya yang
menawan.
Kini, meskipun pulau Run masih menjadi
penghasil pala terbesar (Indonesia menguasai 70% produksi pala dunia),
namun anehnya justru Grenada lah yang lebih sering menjadi penentu harga
pala dunia. Pesona alam pulau Run pun belum banyak yang melirik.
Dahulu pulau Run mungkin dianggap
sebanding dengan pulau Manhattam, namun kini kita harus mengakui fakta
tak terbantahkan; dunia (bahkan orang Indonesia sendiri) banyak yang
lebih mengenal Manhattan dibandingkan pulau Run.