Translate

Rabu, 29 Januari 2014

PULAU RHUN, BANDA, MALUKU. PULAU YANG PERNAH DITUKAR DENGAN PULAU MANHATTAN AMERIKA SERIKAT



Pulau R(h)un adalah salah satu pulau terkecil di Kepulauan Banda, Indonesia. Pulau ini memiliki panjang 3 km dan lebar kurang dari 1 km. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kec. Banda, Kab. Maluku Tengah.
Pada masa-masa awal, Rhun dianggap memiliki kepentingan ekonomi besar karena nilai rempah pala yang diperoleh dari pohon pala (Myristica fragans) dan hanya ditemukan di Kepulauan Banda. Sepajang sejarah perdagangan rempah, pelayar ekspedisi kedua Perusahaan Hindia Timur Britania yaitu James Lancaster, John Davis dan John Middleton yang menetap di Banten, Jawa pertama mencapai pulau ini pada 1603 dan membangun hubungan baik dengan penduduk setempat.
Pada 25 Desember 1616, Kapten Nathaniel Courthope mencapai Run untuk mempertahankannya dari klaim VOC. Kontrak dengan penduduk setempat ditandatangani yang menerima Raja Inggris sebagai pemimpin berdaulat pulau ini. Setelah empat tahun pengepungan oleh Belanda dan pembunuhan Nathaniel Courthope dalam penyergapan tahun 1620, Inggris dan sekutu setempat meninggalkan pulau tanpa perlawanan.
Menurut Perjanjian Westminster yang mengakhiri Perang Inggris-Belanda Pertama tahun 1652-1654, Run harus dikembalikan ke Inggris. Usaha pertama tahun 1660 gagal karena ketegangan dengan Belanda; setelah usaha kedua tahun 1665, para pedagang Inggris diusir pada tahun yang sama dan Belanda menghancurkan pohon-pohon pala.
Setelah Perang Inggris-Belanda Kedua tahun 1665-1667, Inggris dan Provinsi Bersatu Belanda membuat ketetapan dalam Perjanjian Breda: Inggris menduduki Pulau Manhattan yang ditempati secara tidak sah oleh Adipati York (kemudian menjadi James II, saudara dari Charles II) tahun 1664 dan mengganti namanya dari Amsterdam Baru menjadi New York City dan Rhun diserahkan kepada Belanda. Monopoli Belanda terhadap pala runtuh setelah pemindahan pohon pala ke Ceylon (kini Sri Lanka), Grenada, Singapura dan koloni Britania lainnya tahun 1817 setelah pendudukan pulau utamanya, Banda Besar, tahun 1810 oleh Kapten Cole yang mendorong keruntuhan supremasi Belanda dalam perdagangan rempah. Sampai sekarang masih ada pohon pala yang tumbuh di Pulau Run

Pulau Run Dulu dan Kini. Pulau Run (Rhun) merupakan pulau kecil di Kepulauan Banda, Indonesia. Pulau ini memiliki panjang 3 km dan lebar kurang dari 1 km. Secara astronomi terdapat pada 4°3325.87″ LS dan 129°4101.63 BT sedang secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kec. Banda, Kab. Maluku Tengah.
Pulau Run
Posisi pulau Run dan kenqampakan Pulau Run (insert) dari google map
Sejak dahulu, Pulau Run menjadi rebutan Belanda, Inggris, bahkan Portugis lantaran sebagai satu-satunya pulau yang ditumbuhi pohon pala yang menghasilkan rempah pala. Inggris pun kemudian membawa bibit pala ke beberapa daerah jajahannya seperti Grenada, Malaysia, Sri Lanka, dan Singapura.
Selain pala, pulau Run pun memiliki keindahan alam, terutama perairan dan bawah laut (taman laut), yang sangat menawan. Perairan sekitar pulau kecil ini setidaknya memiliki 3 titik penyelaman yaitu Tanjung Lokon, Tanjung Nailaka, Tanjung Noret dengan pesona terumbu karang dan biota laut lainnya yang menawan.
Kini, meskipun pulau Run masih menjadi penghasil pala terbesar (Indonesia menguasai 70% produksi pala dunia), namun anehnya justru Grenada lah yang lebih sering menjadi penentu harga pala dunia. Pesona alam pulau Run pun belum banyak yang melirik.
Dahulu pulau Run mungkin dianggap sebanding dengan pulau Manhattam, namun kini kita harus mengakui fakta tak terbantahkan; dunia (bahkan orang Indonesia sendiri) banyak yang lebih mengenal Manhattan dibandingkan pulau Run.

SEJARAH PT.PINDAD PERUSAHAAN BUMN KEBANGGAAN INDONESIA



PT. Pindad adalah perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia dan memperkerjakan sekitar 3000 karyawan.

Era kolonial

Pada tahun 1808 didirikan sebuah bengkel peralatan militer di Surabaya dengan nama Artillerie Constructie Winkel (ACW), bengkel ini berkembang menjadi sebuah pabrik dan sesudah mengalami
 perubahan nama pengelola kemudian dipindahkan lokasinya ke Bandung pada tahun 1923

Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM)

Pemerintah Belanda pada tahun 1950 menyerahkan pabrik tersebut kepada Pemerintah Indonesia, kemudian pabrik tersebut diberi nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang berlokasi di PT. PINDAD sekarang ini.

Perusahaan Negara

Sejak saat itu PT. PINDAD berubah menjadi sebuah industri alat peralatan militer yang dikelola oleh Angkatan Darat. PT. PINDAD berubah status menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nama PT. PINDAD (Persero) pada tanggal 29 April 1983, kemudian pada tahun 1989 perusahaan ini berada dibawah pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang kemudian pada tahun 1999 berubah menjadi PT. Pakarya Industri (Persero) dan kemudian berubah lagi namanya menjadi PT. Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero).

PT. PINDAD (Persero)

Tahun 2002 PT. BPIS (Persero) dibubarkan oleh Pemerintah, dan sejak itu PT. PINDAD beralih status menjadi PT. PINDAD (Persero) yang langsung berada dibawah pembinaan Kementerian.

SUMBER